Akibat Kelangkaan Garam, Beredar Garam Bercampur Tawas Di pasaran
Kelangkaan Garam Di beberapa daerah |
"ya malah lebih susah lagi yang tanahnya masih muda( baru digarap) terus kena hujan" Ungkap salah seorang petani garam rasipen
Nenyiasati situasi ini para petani menerapkan metode penggunaan terpal walaupun kuantitas dan kualitas garam tetap tidak maksimal paling tidak proses panen bisa lebih cepat
"kalo normal kita bisa panen hingga 3 kuintal tapi saat sekarang ini untuk menghasilkan 1 kuintal saja sudah susah" tambah Sukito Petani Garam
Akibat kelangkaan garam, hasil panen garam berkualitas rendah ini laku dijual seharga 3.500 rupiah hingga 4.000 rupiah perkilogram atau naik sekitar 4 kali lipat dari harga garam sebelumnya dengan kualitas garam yang lebih baik
Garam Dicampur Tawas
Para Nelayan Nambangan Bulak Surabaya Tengah resah penduduknya sebagian juga mencari nafkah dengan mengolah hasil tangkapan ikan menemukan dugaan adanya garam bercampur tawas, garam memang menjadi bahan penting dalam proses pengasinan ikanCampuran yang diduga tawas didapati saat proses pelarutan. garam biasanya langsung larut namun belakangan kristal yang tersisa dan Tertinggal, meski diduga terkontaminasi warga masih gunakan garam ini karena garam di pasaran langka dan mahal
Menanggapi laporan keresahan pemerintah setempat akan mengambil sampel garam dan bongkahan yang diduga tawas untuk diperiksa di laboratorium Pihak Kelurahan juga berkoordinasi dengan Kepolisian
"apabila itu benar maka yang ditakutkan produk penghasilan dari nelayan kurang jauh karena kau kok muncul begitu itu dari mana dan siapa pelakunya juga belum belum diketahui Sampai sekarang " Ungkap Lurah Kedung Cowek Edy Purwanto
Garam diduga bercampur tawas di sentra pembuatan ikan asin Nambangan ditemukan sejak dua pekan belakangan. garam bercampur zat diduga tawas diduga diedarkan oknum tak bertanggung jawab yang mencari keuntungan di tengah kondisi mahal dan langkanya garam kelangkaan garam juga berpengaruh pada produksi ikan asin di desa ini
Marak terjadi pencurian Garam
Sentra pengolahan ikan di kampung nelayan Nambangan Kecamatan Bulak Surabaya Jawa Timur diresahkan dengan beredarnya garam bercampur bahan putih yang diduga tawas, para nelayan mengetahui adanya campuran ini setelah mereka melakukan Pengasinan pada ikan lautAwalnya mereka tidak tahu tentang hal tersebut namun setelah dilarutkan ke dalam air bongkahan putih tersebut tidak mencair. garam bercampur tawas ini diketahui warga sejak dua minggu terakhir para nelayan membelinya dari penjual keliling ke kampung nelayan setiap 1 bulan sekali, mereka membelinya dibawah harga pasaran yaitu 150.000 per 50 kilogram sedangkan harga pasaran saat ini mencapai Rp250.000 per 50 kg nya
Meski bercampur tawas warga masih menggunakannya sebab tidak ada lagi garamdi pasaran. sementara melambungnya harga garam belakangan terakhir memicu terjadinya sejumlah aksi pencurian garam yang terjadi di lahan-lahan penggaraman milik petani garam di desa pinggir papas Kecamatan Kalianget Sumenep Jawa Timur. sebagai langkah pencegahan seminggu terakhir polisi menggelar patroli rutin bersama warga di malam hari
Petugas meminta agar warga tidak meletakkan karung karung berisi garam di luar gudang warga juga dihimbau untuk tidak membiarkan garam curah yang dipanen pada sore hari langsung dikemas di dalam karung dan tidak dibiarkan menginap di lahan penggaraman
Ronda malam juga rutin dilakukan warga pinggir papas khususnya di wilayah pergudangan garam, warga secara bergantian duduk di gardu setempat sambil memantau keamanan. saat ini harga pasaran meningkat tajam dari yang normalnya Rp700.000 per ton melonjak menjadi Rp4.000.000 per tahunnya kenaikan dipicu minimnya stock garam yang dihasilkan daerah sentra penghasil garam di Indonesia